TIME SCHEDULE PROYEK
Definisi time schedule proyek
Time schedule adalah rencana alokasi waktu untuk menyelesaikan masing-masing item pekerjaan proyek secara keseluruhan adalah rentang waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan proyek.
Tujuan pembuatan time chedule antara lain :
- pedoman waktu untuk mengadaan sumber daya manusia yang di butuhkan.
- ppedoman waktu untuk pendatanganan material yang sesuai dengan item pekerjaan yang akan dilaksanakan.
- pedoman waktu untuk pengadaan alat kerja
- untuk mengendalikan waktu pelaksanaan proyek
- pedoman untuk mencapai target waktu pelaksanaan
- sebagai acuan untuk memulai dan mengakhiri proyek pekerjaan
- sebagai pedoman untuk penentuan batas waktu denda atas keterlambatan proyek atau bonus atas percepatan proyek
- untuk mengukur nilai suatu investasi
Data yang di butuhkan untuk penyusunan time schedule antara lain :
1. gambar kerja proyek
2. rencana anggaran biaya
3. daftar volume pekerjaan
4. data lokasi proyek
5. data material, peralatan
6. data kebutuhan tenaga kerja
7. data cuaca pada lokasi pekerjaan
8. data keuangan proyek
- pedoman waktu untuk pengadaan alat kerja
- untuk mengendalikan waktu pelaksanaan proyek
- pedoman untuk mencapai target waktu pelaksanaan
- sebagai acuan untuk memulai dan mengakhiri proyek pekerjaan
- sebagai pedoman untuk penentuan batas waktu denda atas keterlambatan proyek atau bonus atas percepatan proyek
- untuk mengukur nilai suatu investasi
Data yang di butuhkan untuk penyusunan time schedule antara lain :
1. gambar kerja proyek
2. rencana anggaran biaya
3. daftar volume pekerjaan
4. data lokasi proyek
5. data material, peralatan
6. data kebutuhan tenaga kerja
7. data cuaca pada lokasi pekerjaan
8. data keuangan proyek
Langkah langkah membuat Time Schedule ada adalah sebagai berikut:
1.
Tulislah Item Pekerjaan.
2.
Buatlah kolom bobot dengan
mengisinya 1/ (jumlah item pekerjaan) x 100, sehingga menjadi = (1/35) x 100
=2,857. (Catatan: Berbeda dengan proyek umumnya yang menggunajan item rupiah
dalam pembobotan. Kita cukup menggunakan point yang sama pada setiap item
pekerjaan senilai dengan angka 1 (satu), hal ini untuk memudahkan Kader Teknik
mempelajari dan menerapkannya di lapangan).
3.
Buatlah kolom jadwal pelaksanaan
selama 3 bulan yang masing masing bulan
dijabarkan dalam minggu;
4.
Isi dan arsirlah dengan warna
biru, minggu yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan rumus bobot dibagai jumlah minggu, contoh:
Pekerjaan no. 7 Pekerjaan Beton bertulang yang dilaksanakan dalam kurun waktu 3
minggu, maka pembobotanya adalah = 2,857/3= 0,952.
5.
Jumlahkan semua koefisien yang
berwarna biru dalam masing masing minggu dan ditulis dengan keterangan Rencana;
6.
Begitu juga dengan Realisasi
pekerjaan, jika mengalami kemunduran, contoh Pekerjaan no. 10 Pekerjaan Acian
Plesteran, Rencana 3 minggu yang pada Bulan ke-2 Minggu ke 2,3 dan 4 berubah
direalisasi pada Bulan ke-2 Minggu ke 3 dan 4. Yang semula pembobotannya 2,857
/ 3 = 0,952 akan berubah menjadi 2,857 / 2 = 1,429. Berilah warna arsir dengan
warna merah;
7.
Jumlahkan semua koefisien yang
berwarna merah dalam masing masing minggu dan ditulis dengan keterangan
Realisasi;
8.
Berdasarkan jumlah Rencana di
masing masing minggu buatlah titik lalu hubungkan masing masing titik sehingga
membentuk gambar menyerupai huruf S, yang dalam Managemen Proyek kita sebut
Kurva S berilah warna garis tersebut dengan WARNA BIRU;
9.
Berdasarkan jumlah Realisasi
masing-masing minggu buatlah titik lalu hubungkan masing masing titik sehingga
membentuk Kurva S berilah warna garis tersebut dengan WARNA MERAH.
Pembuatan time schedule pada proyek dapat di buat dalam bentuk sebagai berikut :
1. Kurva S
2. Network Planing
3. Bar chart
1. Pengertian Kurva S
Kurva – S adalah suatu kurve yang disusun untuk menunjukkan hubungan antara nilai komulatif biaya atau jam-orang (man hours) yang telah digunakan atau persentase (%) penyelesaian pekerjaan terhadap waktu. Dengan demikian pada kurva–S dapat digambarkan kemajuan volume pekerjaan yang diselesaikan
sepanjang berlangsungnya proyek atau pekerjaan dalam bagian dari proyek.Dengan membandingkan kurva tersebut dengan kurva yang serupa yang disusun berdasarkan perencanaan, maka akan segera terlihat dengan jelas apabila terjadi penyimpangan. Oleh karena kemampuannya yang dapat diandalkan dalam melihat penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan proyek, maka pengendalianproyek dengan memanfaatkan Kurva–S sering kali digunakan dalam pengendalian suatu proyek.Pada Kurva–S, sumbu mendatar menunjukkan waktu kalender, dan sumbu vertikal menunjukkan nilai komulatif biaya atau jam-orang atau persentase penyelesaian pekerjaan. Kurva yang berbentuk huruf ”S” tersebut lebih banyak terbentuk karena kelaziman dalam pelaksanaan proyek yaitu:
1.Kemajuan pada awal-awalnya bergerak lambat.
Bobot kegiatan adalah nilai persentase proyek dimana penggunaannya dipakai untuk mengetahui kemajuan proyek tersebut.
Misalnya sebuah proyek memiliki bobot pekerjaan seperti pada tabel di bawah ini.
Maka perhitungan bobot kegiatan (2), beton/dinding adalah:
Setelah mendapatkan bobot kegiatan, selanjutnya adalah membuat tabel bar chart dan bobot kegiatan yang didistribusikan ke setiap periode kegiatan. Misalnya, kegiatan beton/dinding akan dilaksanakan selama enam minggu, maka bobot kegiatan beton/dinding per periode adalah:
Hasil setiap periode dijumlahkan dan selanjutnya bobot per periode ditambahkan periode sebelumnya sehingga akhir proyek akan mencapai bobot 100 %. Selanjutnya, dibuatkan kurva dengan memplot nilai bobot per periodenya, seperti pada gambar di bawah ini.
2.Kemudian diikuti oleh kegiatan yang bergerak cepat dalam kurun waktu yang lebih lama.
3.Pada akhirnya kegiatan menurun kembali dan berhenti pada suatu titik akhir
Berikut Saya berikah Beberapa Contoh Kuva - S yang setiap harinya saya olah di dunia konstruksi :
Kurva S atau dalam bahasa kerennya disebut S-Curve. Kurva S secara grafis adalah penggambaran kemajuan kerja (bobot %) kumulatif pada sumbu vertikal terhadap waktu pada sumbu horisontal. Kemajuan kegiatan biasanya diukur terhadap jumlah uang yang telah dikeluarkan oleh proyek. Perbandingan kurva “S” rencana dengan kurva pelaksanaan memungkinkan dapat diketahuinya kemajuan pelaksanaan proyek apakah sesuai, lambat, ataupun lebih dari yang direncanakan.
Banyak orang bingung tentang bagaimana mengalokasikan waktu untuk tiap-tiap jenis kegiatan pekerjaan (dalam gambar tertera bahwa pekerjaan beton/dinding dialokasikan menjadi 6 minggu). Mungkin bagi para ahli manajemen proyek, ini bukan hal yang sulit namun bagi gue hal ini cukup membuat gue tidak bisa tidur semalaman.
Untuk mengalokasikan waktu dari sebuah pekerjaan kita dapat menggunakan cara volume pekerjaan dinding keseluruhan harus dibagi dengan kecepatan konstruksi material batu bata merah, yaitu 6 – 8 m2/hari.
Jika dalam pembuatan Time Schedule waktu dibagi menjadi per minggu, maka hasil pembagian volume pekerjaan dengan kecepatan konstruksi harus dibagi dengan tujuh hari dalam satu minggu.
Misalnya pada contoh proyek pada lantai satu memiliki volume pekerjaan dinding sebesar 51 m3. Maka langkah untuk menghitung alokasi pekerjaan, pertama adalah konversi satuan volume dari m3 menjadi m2, karena 1 m3 sama dengan 6,7 m2 (tebal bata pada umumnya), maka:
51 m3 x 6,7 = 341,7 m2
Kemudian satuan luas yang didapat dari konversi volume pekerjaan dibagi dengan kecepatan konstruksi dinding menggunakan pasangan batu bata merah:
Jika dalam time schedule waktu pelaksanaan didistribusikan menjadi satuan minggu, maka jumlah hari yang diperoleh harus dibagi dengan tujuh hari:
Jadi jika bobot pekerjaan dinding batu bata merah misalnya 5,787 %, maka persentase tersebut harus dibagi dengan jumlah minggu yang ditemukan. Kemudian hasilnya dimasukkan pada chart pada time schedule dalam satuan persen yang telah ditemukan, yaitu 0,965 %.
Nah, sekarang sudah dapat kita ketahui darimana angka 0,965 di gambar time schedule di atas dan bagaimana cara alokasi waktu enam minggu untuk pekerjaan beton/dinding.
sepanjang berlangsungnya proyek atau pekerjaan dalam bagian dari proyek.Dengan membandingkan kurva tersebut dengan kurva yang serupa yang disusun berdasarkan perencanaan, maka akan segera terlihat dengan jelas apabila terjadi penyimpangan. Oleh karena kemampuannya yang dapat diandalkan dalam melihat penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan proyek, maka pengendalianproyek dengan memanfaatkan Kurva–S sering kali digunakan dalam pengendalian suatu proyek.Pada Kurva–S, sumbu mendatar menunjukkan waktu kalender, dan sumbu vertikal menunjukkan nilai komulatif biaya atau jam-orang atau persentase penyelesaian pekerjaan. Kurva yang berbentuk huruf ”S” tersebut lebih banyak terbentuk karena kelaziman dalam pelaksanaan proyek yaitu:
1.Kemajuan pada awal-awalnya bergerak lambat.
Bobot kegiatan adalah nilai persentase proyek dimana penggunaannya dipakai untuk mengetahui kemajuan proyek tersebut.
Misalnya sebuah proyek memiliki bobot pekerjaan seperti pada tabel di bawah ini.
Maka perhitungan bobot kegiatan (2), beton/dinding adalah:
Setelah mendapatkan bobot kegiatan, selanjutnya adalah membuat tabel bar chart dan bobot kegiatan yang didistribusikan ke setiap periode kegiatan. Misalnya, kegiatan beton/dinding akan dilaksanakan selama enam minggu, maka bobot kegiatan beton/dinding per periode adalah:
Hasil setiap periode dijumlahkan dan selanjutnya bobot per periode ditambahkan periode sebelumnya sehingga akhir proyek akan mencapai bobot 100 %. Selanjutnya, dibuatkan kurva dengan memplot nilai bobot per periodenya, seperti pada gambar di bawah ini.
- Network Planning merupakan sebuah alat manajemen yang memungkinkan dapat lebih luas dan lengkapnya perencanaan dan pengawasan suatu proyek. (Soetomo Kajatmo, 1977).
- Network Planning adalah salah satu model yang digunakan dalam penyelanggaraan proyek yang produknya adalah informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang ada dalam network diagram proyek yang bersangkutan. (Tubagus Haedar Ali, 1995).
- Network Planning pada prinsipnya adalah hubungan ketergantungan antara bagian-bagian pekerjaan (variabel) yang digambarkan/divisualisasikan dalam diagram network. (Sofwan Badri, 1997).
- Mengetahui jenis-jenis pekerjaannya, dan prasyarat apa yang diperlukan untuk memulai pekerjaan atau kegiatan tersebut, dan kegiatan apa yang dapat dilakukan setelah pekerjaan tersebut selesai.
- Taksiran waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan masing-masing pekerjaan. Jika pekerjaan tersebut tergolong baru, maka dapat dilakukan perkiraan dengan diberikan waktu lebih (slag).
- Biaya yang diperlukan masing-masing kegiatan dan biaya yang diperlukan untuk mempercepat pekerjaan tersebut.
- Sumberdaya yang diperlukan pada masing-masing pekerjaan (Tenaga, bahan bakar, peralatan dan perlengkapan, dll).
- Setiap kegiatan dinyatakan oleh satu anak panah.
- Tidak diperbolehkan adanya dua kegiatan dengan peristiwa awal dan akhir yang sama.
- Adanya jaminan kebenaran logika ketergantungan kegiatan.
- Harus dihindari keadaan yang menggantung.
- Harus dihindari keadaan melingkar.
No
| Kegiatan | Simbol |
Kegiatan Yang
Mendahului
|
Waktu
(Minggu)
|
1 | Start | ST | - | 0 |
2 | Cutting Crusher Station | A | ST | 3 |
3 | Pouring Floor & Conveyor | B | A | 1 |
4 | Designing Crusher | C | ST | 2 |
5 | Building Crusher | D | C | 4 |
6 | Pouring Crusher Base | E | B | 2 |
7 | Installing Conveyor | F | B | 6 |
8 | Curing Crusher | G | E | 2 |
9 | Disassembling & Moving Crusher | H | D | 5 |
10 | Assembling Crusher | I | F, G, H | 4 |
11 | Installing Wire | J | F, G, H | 6 |
12 | Final Test | K | I, J | 1 |
13 | Finishing | L | K | 0 |
2.Kemudian diikuti oleh kegiatan yang bergerak cepat dalam kurun waktu yang lebih lama.
3.Pada akhirnya kegiatan menurun kembali dan berhenti pada suatu titik akhir
Berikut Saya berikah Beberapa Contoh Kuva - S yang setiap harinya saya olah di dunia konstruksi :
Kurva S atau dalam bahasa kerennya disebut S-Curve. Kurva S secara grafis adalah penggambaran kemajuan kerja (bobot %) kumulatif pada sumbu vertikal terhadap waktu pada sumbu horisontal. Kemajuan kegiatan biasanya diukur terhadap jumlah uang yang telah dikeluarkan oleh proyek. Perbandingan kurva “S” rencana dengan kurva pelaksanaan memungkinkan dapat diketahuinya kemajuan pelaksanaan proyek apakah sesuai, lambat, ataupun lebih dari yang direncanakan.
Banyak orang bingung tentang bagaimana mengalokasikan waktu untuk tiap-tiap jenis kegiatan pekerjaan (dalam gambar tertera bahwa pekerjaan beton/dinding dialokasikan menjadi 6 minggu). Mungkin bagi para ahli manajemen proyek, ini bukan hal yang sulit namun bagi gue hal ini cukup membuat gue tidak bisa tidur semalaman.
Untuk mengalokasikan waktu dari sebuah pekerjaan kita dapat menggunakan cara volume pekerjaan dinding keseluruhan harus dibagi dengan kecepatan konstruksi material batu bata merah, yaitu 6 – 8 m2/hari.
Jika dalam pembuatan Time Schedule waktu dibagi menjadi per minggu, maka hasil pembagian volume pekerjaan dengan kecepatan konstruksi harus dibagi dengan tujuh hari dalam satu minggu.
Misalnya pada contoh proyek pada lantai satu memiliki volume pekerjaan dinding sebesar 51 m3. Maka langkah untuk menghitung alokasi pekerjaan, pertama adalah konversi satuan volume dari m3 menjadi m2, karena 1 m3 sama dengan 6,7 m2 (tebal bata pada umumnya), maka:
51 m3 x 6,7 = 341,7 m2
Kemudian satuan luas yang didapat dari konversi volume pekerjaan dibagi dengan kecepatan konstruksi dinding menggunakan pasangan batu bata merah:
Jika dalam time schedule waktu pelaksanaan didistribusikan menjadi satuan minggu, maka jumlah hari yang diperoleh harus dibagi dengan tujuh hari:
Jadi jika bobot pekerjaan dinding batu bata merah misalnya 5,787 %, maka persentase tersebut harus dibagi dengan jumlah minggu yang ditemukan. Kemudian hasilnya dimasukkan pada chart pada time schedule dalam satuan persen yang telah ditemukan, yaitu 0,965 %.
Nah, sekarang sudah dapat kita ketahui darimana angka 0,965 di gambar time schedule di atas dan bagaimana cara alokasi waktu enam minggu untuk pekerjaan beton/dinding.
2. Network Planning
network planning adalah sebuah jadwwal kegiatan pekerjaan berbentuk diagram network sehingga dapat diketahui pada area mana pekerjaan yang termasuk kedalam lintasan kritis dan yang harus diutamakan pelaksanaannya.
Data yang di butuhkan dalam pembuatan network planning sebagai berikut :
1. detail rincian item pekerjaan
2. durasi waktu masing-masing pekerjaan
3. jumlah total waktu yang dibutuhkan
4. metode pelaksanaan konstruksi
Kegunaan network planning :
1. untuk mengatur jalan proyek
2. mengetahui lintasan kritis pekerjaan
3. untuk mengetahui jenis pekerjaan
4. mengetahui pekerjaan mana yang harus di utamakan
5. sebagai rekayasa value enginnering
6. untuk persyaratan dokmen tender lelang proyek
Data yang di butuhkan dalam pembuatan network planning sebagai berikut :
1. detail rincian item pekerjaan
2. durasi waktu masing-masing pekerjaan
3. jumlah total waktu yang dibutuhkan
4. metode pelaksanaan konstruksi
Kegunaan network planning :
1. untuk mengatur jalan proyek
2. mengetahui lintasan kritis pekerjaan
3. untuk mengetahui jenis pekerjaan
4. mengetahui pekerjaan mana yang harus di utamakan
5. sebagai rekayasa value enginnering
6. untuk persyaratan dokmen tender lelang proyek
Sebelum mengerjaan suatu kegiatan alangkah lebih baiknya bila telah direncanakan secara matang terlebih dahulu. Bila jenis kegiatan yang akan dikerjakan tergolong kecil, membutuhkan waktu yang sedikit, dan tidak melibatkan banyak individu maupun instansi maka perencanaan sederhana dalam selembar kertas ataupun hanya diingat dalam kepala dapat dikatakan cukup. Lain lagi bila kegiatannya kompleks, misal perencanaan pembangunan pabrik peremuk atau pembuatan dokumen perijinan, maka perencanaan yang bersifat detail dan terperinci merupakan hal yang sangat dianjurkan.
Salah satu alat (tool) dalam manajemen proyek adalah network planning. Berikut ada beberapa definisi network planning yang saya dapat dari berbagai pustaka:
Kemudian pertanyaan berlanjut, apa sih kegunaan network planning? Secara umum kegunaan network planning adalah untuk mengelola kegiatan. Berikut poin-poin detail kegunaan tool network planning :
a. Memberikan perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian kegiatan menyeluruh.
b. Dapat memperkerikan waktu, biaya, serta sumberdaya yang diperlukan.
c. Sebagai dokumentasi proyek.
d. Mengetahui kegiatan kritis.
e. Sebagai alat komunikasi data, masalah, dan tujuan proyek.
Untuk membuat Network Planning data-data yang diperlukan adalah:
Kemudian setelah didapat data yang diperlukan, kita dapat membuat diagram Network Planning dengan aturan-aturan sebagai berikut :
Contoh Soal Network Planning dalam Manajemen Proyek Pembangunan Pabrik Peremuk:
Dari diagram diatas diketahui proyek pembangunan pabrik peremuk akan selesai dalam 18 minggu, dengan kegiatan ST-C-D-H-J-K-L merupakan jalur kritis, dimana jalur tersebut tidak boleh ada keterlambatan, bila terjadi keterlambatan maka dapat dipastikan umur proyek akan lebih lama dari 18 minggu.
3. Bar Chard
bar chard adalah diagram alur pelaksanaan pekerjaan yang dibuat untuk menentukan waktu penyelesaian pekerjaan yang dibutuhkan.
hal-hal yang ditampilkan dalam bar chart sebagai berikut :
1. jenis pekerjaan
2. durasi waktu pelaksanaan pekerjaan
3. alur pekerjaan
Time Schedule, Kurva S dan Bar Chard dalam pekerjaan proyek
Pada artikel sebelumnya kami telah membagikan Hitungan Excel RAB Lengkap namun tidak disertai dengan Time Schedule, Bar-Chart, dan Kurva-S pada kesempatan ini kami akan membakikan Cara Membuat Time Schedule, Bar-CTime Schedule, Bar-Chart, dan Kurva-S untuk Pekerjaan Pembangunan sebuah Rumah.
Pada Artikel ini saya akan memaparkan Cara Membuat Time Schedule, beserta BarChart dan Kurva S -nya. Karena pada dasarnya ke-3 data tersebut merupakan data yang sangat penting dan disajikan dalam 1 Lembar Produk yang sama.
Time Schedule dibuat berdasarkan rincian Rencana Anggaran Biaya (RAB) atau Harga Penawaran yang telah disepakati bersama antara Owner dan kontraktor. Item Pekerjaan yang terdapat dalam RAB itulah yang dirincikan dalam produk Time Schedule ini. Kapan rencana dimulainya suatu Item Pekerjaan, Lama Waktu Pelaksanaan-nya, dan kapan rencana itu Selesai.
Pada Artikel ini saya akan memaparkan Cara Membuat Time Schedule, beserta BarChart dan Kurva S -nya. Karena pada dasarnya ke-3 data tersebut merupakan data yang sangat penting dan disajikan dalam 1 Lembar Produk yang sama.
Time Schedule dibuat berdasarkan rincian Rencana Anggaran Biaya (RAB) atau Harga Penawaran yang telah disepakati bersama antara Owner dan kontraktor. Item Pekerjaan yang terdapat dalam RAB itulah yang dirincikan dalam produk Time Schedule ini. Kapan rencana dimulainya suatu Item Pekerjaan, Lama Waktu Pelaksanaan-nya, dan kapan rencana itu Selesai.
Semakin Lengkap Item Pekerjaan yang dipaparkan pada sebuah Time Schedule, maka akan semakin sempurna Time Schedule tersebut. Karena akan semakin informatif bagi siapapun yang membacanya dan para pekerja akan cepat paham.
Namun pada kesempatan kali ini, agar penyajian Data dari Time Schedule lebih sederhana, saya hanya menyajikan Contoh Cara Membuat Time Schedule berdasarkan Item Pekerjaan yang ada pada Rekapitulasi RAB saja.
- Pertama-tama buka sebuah File RAB, yang telah memiliki data Rekapitulasi RAB (usahakan lengkap).
- Buat Sheet baru pada File tersebut, lalu beri nama Sheet tersebut menjadi Time Schedule.
- Selanjutnya salin ulang atau copy-paste semua Uraian Pekerjaan dan Jumlah Harga yang terdapat pada sheet Rekapitulasi RAB ke sheet Time Schedule yang telah dibuat. Lalu buat kolom baru untuk menyajikan nilai BOBOT dalam persen (%) Pekerjaan dari masing-masing Item yang ada. Seperti Gambar dibawah ini.
- Buat kolom baru untuk penyajian data Waktu Pelaksanaan Pekerjaan (contoh dibawah = 4 bulan), dan Jumlah Minggu-nya (1 bulan = 4 minggu). Lalu tambahkan Baris (ROW) dibawah masing Item Pekerjaan (posisi Panah Merah), yang akan digunakan untuk membuat Bar-Chart pada tahap selanjutnya.
- Selesaikan membuat Garis Border dibawah judul Waktu Pelaksanaan Pekerjaan. Lalu buat Bar-Chart (awal kerja dan durasi) masing-masing Item Pekerjaan yang ada, dengan cara mewarnai Range menjadi Warna Hijau seperti Gambar dibawah ini.
- Buat Grafik Garis (Kurva-S) berdasarkan data Rencana Progress Komulatif (%), Caranya: Klik (kiri) tulisan Insert, lalu Klik tulisan Line, lalu Klik tombol Line with Markers, seperti Gambar dibawah ini. Lalu lanjutkan settingan Grafik-nya sesuai dengan selera anda, sampai selesai.
- Setelah Grafik Kurva-S selesai, hasilnya menjadi seperti Gambar dibawah ini. Jangan lupa lengkapi dengan menambahkan baris baru untuk pengisian data Realisasi Progress Mingguan (%), Realisasi Progress Komulatif (%), Selisih Mingguan (%), dan Selisih Komulatif (%) nantinya.
Isi nilai Bobot pekerjaan diatas setiap Range Bar-Chart yang berwarna Hijau tersebut, dengan cara membagikan Nilai Bobot (%) Item Pekerjaan kepada Jumlah Minggu durasi Pekerjaan tersebut. Seperti Gambar dibawah ini. Lakukan penjumlahan "kebawah" (mulai Minggu-1 bulan Maret sampai Minggu-4 bulan Juni), yang menghasilkan data Rencana Progress Mingguan (%). Lanjutkan dengan penjumlahan data Rencana Progress Komulatif-nya (%).
silahkan Download File Excel-nya dibawah ini DISINI
DAFTAR PUSTAKA
http://blog.upnyk.ac.id/aldinardian-blog/50/artikel-manajemen-proyek-network-planning
http://www.ilmusipil.com/pengertian-network-planning-adalah
http://www.ilmusipil.com/pengertian-network-planning-adalah
https://kursustekniksipildanarsitektur.wordpress.com/2018/06/02/langkah-langkah-membuat-time-schedule-proyek-bangunan-dengan-excel/
http://www.ilmusipil.com/cara-membuat-bar-chart-proyek
http://www.ilmusipil.com/cara-membuat-bar-chart-proyek
http://boghengmusic.blogspot.com/2016/11/kurva-s-dalam-dunia-konstruksi.html
https://www.anekaponsel.com/2019/06/cara-membuat-time-schedule-kurva-s-dan-barchard.html
https://www.anekaponsel.com/2019/06/cara-membuat-time-schedule-kurva-s-dan-barchard.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar